Senin, 20 Desember 2010

SHORINJI KEMPO DAN DOKTRIN

Kempo, olahraga beladiri sejati yang kurang promosi, adalah sebuah kalimat dalam judul tulisan olahraga salah satu media cetak nasional ( Kompas, Rabu, 19 Januari 2005 ) sangat menggelitik untuk dikaji, karena memang masih banyak masyarakat indonesia yang kurang paham terhadap beladiri kempo. Ketidakpopuleran kempo tidak terlepas dari filosofi yang dianutnya, sebagai ilmu beladiri semata yang sarat dengan welas asih. Namun ketidakpopuleran tersebut tidak berarti kempo sulit dipahami.

Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman. Begitulah bunyi doktrin shorinji kempo, sebuah doktrin yang menjadi ruh sekaligus inti ajaran bagi para kenshi yang mendalami seni beladiri shorinji kempo. Seni beladiri yang bercorak defensif, dilarang menyerang sebelum diserang.
Kendati jurus-jurusnya bisa mematikan lawan, shorinji kempo selalu menekankan, perangilah dirimu sebelum memerangi orang lain. Kempo adalah keseimbangan antara kekuatan dan moral. Jika tidak seimbang, hanya kekuatan saja kenshi akan jadi preman, tetapi jika hanya moral saja akan menjadi suatu kelemahan. Oleh karena itu belajar kempo harus memadukan keduanya untuk dikuasai. Secara teknis, gerakan kempo sarat dengan filosofi beladiri yang harus dipahami dengan cermat dan hal ini akan sangat membantu memudahkan mempelajarinya.
Shorinji Kempo dilandasi prinsip BUDO, yaitu secara harfiah menghentikan pertarungan, dalam arti sebenarnya adalah sebuah seni beladiri dimaksudkan bukan untuk berkelahi, berperang atau membunuh manusia, tetapi dimaksudkan untuk menghentikan konflik antar manusia dan membentuk sebuah budaya damai, dalam hal ini Budo memerankan peran moral yang lebih baik dalam masyarakat dan bukan sebagai alat pemusnah. Dalam hal ini tujuan berlatih kempo merupakan modal dasar pembangunan moral dalam lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar