Minggu, 19 Desember 2010

Shaolin dan Butong

Selain aliran Shaolin, saat ini yang masih eksis adalah aliran Butong. Kalau Siauw Liem (Shaolin) basisnya agama Buddhisme, kalau Butong (Wutang / Wudang) basisnya agama Taoisme.

Pada jaman Dinasti Sung (920-1279 M) ada seorang ahli ilmu bela diri yang sangat terkenal yang bernama Chang Sang Feng (Thio Sam Hong). Pada awalnya Chang belajar ilmu bela diri pada Shaolinshi, kemudian mengasingkan diri di gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut Bu Tong Pay.

Chang mengajarkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mengalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes dan gerakan ujung yang tajam. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh wilayah Cina bagian utara, yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi Chuan, Hsing I Chuan dan Pakua Chuan.

Sistem internal dalam kungfu aliran Butong yang sangat terkenal hingga saat ini adalah Tai Chi Chuan (Taijiquan). Tentu kita tidak asing dengan istilah Tai Chi, apalagi pernah diangkat dalam film layar lebar yang dibintangi oleh Jet Lee, Tai Chi Master.

Ada yang berpendapat, aliran Shaolin berawal dari keras menuju lembut, sebaliknya aliran Butong berawal dari lembut menuju keras. Kelembutan gerakan Tai Chi cenderung selalu membulat dan mengalir. Senjata favorit aliran Shaolin adalah toya (tongkat panjang), sedangkan aliran Butong adalah golok, tapi ada yang berpendapat pedang.

Di berbagai cerita, termasuk komik, banyak anekdot yang menggambarkan persaingan antara pendekar Shaolin dan pendekar Butong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar