Minggu, 19 Desember 2010

Shaolin dan Karate, Jujitsu, Judo, Aikido

Pengaruh ilmu beladiri dari Cina ini dengan cepat sekali menjalar ke seluruh Kepulauan Okinawa. Melalui ketekunan dan kekerasan latihan, rakyat Okinawa berhasil mengembangkan sejenis gaya dan teknik berkelahi yang baru yang akhirnya melampaui sumber aslinya. Aliran-aliran seni beladiri Te (aslinya Tode atau Tote) di Okinawa terbagi menurut nama daerah perkembangannya menjadi Naha Te, Shuri Te, dan Tomari Te. Naha Te mirip dengan seni beladiri Cina aliran selatan, khususnya dalam pola gerakan yang dilaksanakan dengan gaya yang kokoh dan sangat tepat bagi orang yang bertubuh besar. Shuri Te mirip dengan seni beladiri Cina aliran utara yang pola gerakannya lebih menekankan kegesitan dan keringanan tubuh.

Di Jepang sendiri juga telah ada pola beladiri sejak jaman dulu. Di antaranya yang sangat terkenal sampai saat ini ialah gulat Sumo. Dahulu Sumo sifatnya sangat keras dan ganas, dimana para pesertanya diperbolehkan saling pukul dan tendang dan secara mental memang sudah siap mati. Baru pada abad ke-8, pukulan dan tendangan yang mematikan tidak diperbolehkan lagi. Pertandingan Sumo kemudian sudah sangat mirip dengan pertandingan Sumo pada masa sekarang ini.

Di bawah pengaruh dan bimbingan Chen Yuan Pao, aliran Jujitsu atau seni beladiri aliran lunak didirikan oleh beberapa tokoh beladiri Jepang. Konsep bahwa kelunakan dapat mengalahkan kekerasan dinyatakan berasal dari Cina, dan aliran ini mengembangkan pengaruhnya yang penting pada pola beladiri lainnya, diantaranya yang sangat populer ialah Judo yang didirikan oleh Jigoro Kano. Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, Judo telah berhasil diterima merata di seluruh Jepang sebagai satu cabang olahraga modern.

Pada tahun 1923, Gichin Funakoshi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa Te ini di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan Gichin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan.

Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari Cina, sekali lagi berbaur dengan seni beladiri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini. Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke seluruh dunia dan menjadi olah raga seni beladiri paling populer di seluruh dunia. Masutatsu Oyama kemudian secara resmi mendirikan aliran Karate baru yang dinamakan Kyokushin pada tahun 1956.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar