Di dataran Tiongkok dahulu ada empat partai silat terbesar, yaitu Siauw Liem Pay, Bu Tong Pay, Go Bi Pay dan Kun Lun Pay. Bagi teman-teman yang gemar membaca serial silat yang ditulis oleh Kho Ping Ho tentu tidak asing lagi dengan nama-nama ini.
Kungfu Siauw Liem Pay diajarkan di biara-biara Siauw Liem (Shaolin), biara Buddha aliran Zen, atau disebut Zen Buddhisme. Biara dalam bahasa Tiongkok disebut Sie atau Shi, sehingga biara Siauw Liem (Shaolin) disebut Siauw Liem Sie (Shaolinshi).
Pendiri aliran kungfu Siauw Liem yang sangat legendaris ini adalah Boddhidharma atau Ponitorm, yang di Cina dikenal dengan nama Tatmo Chowsu dan di Jepang dikenal dengan nama Daruma atau Dharma Taishi. Ia adalah seorang pendeta Buddha terkenal yang juga merupakan putra Raja India Selatan. Boddhidharma yang berasal dari Baromon India ini meninggalkan kemewahan istana dan mengembara ke Cina sekitar tahun 540 Masehi untuk menyebarkan dan membetulkan agama Budha yang dianggapnya menyimpang selama ini di Kerajaan Liang dibawah Kaisar Wu.
Karena berbeda pandangan dengan Kaisar Wu mengenai agama Budha, ia diusir dan kemudian mengasingkan diri di sebuah kuil yang sudah rusak di pegunungan Sung di bagian selatan Loyang, ibukota Kerajaan Wei. Kuil ini sudah dibangun bertahun-tahun sebelumnya di sebuah lokasi kebakaran hutan. Saat dibangun, para pekerja kebun menanam beberapa pohon jenis baru. Karenanya kuil tersebut diberi nama Shaolin (bahasa Mandarin) atau Si Lim (bahasa Kanton) yang artinya hutan baru. Di situlah ia melanjutkan pengajarannya dalam agama Budha dan menjadi cikal bakal sekte Zen. Awalnya Boddhidharma ditolak oleh para pendeta di kuil itu. Ia lalu memutuskan untuk bermeditasi (zazen) di gua dekat biara. Setelah sekitar 9 tahun bersemedi, para pendeta kemudian menerimanya.
Boddhidharma melihat kondisi fisik dan kesehatan para pendeta pada waktu itu kurang baik. Karena kondisi seperti itu, para pendeta sampai tidak bisa melakukan meditasi. Boddhidharma pun melatih mereka supaya kondisi kesehatan kembali prima. Selain itu, bertambah banyaknya murid-murid di biara Siauw Liem membuat beberapa orang tidak senang sehingga muncul beberapa gangguan, termasuk gangguan dari para penyamun. Latihan olahraga sekaligus ilmu beladiri yang dia ajarkan disusun dari ilmu beladiri dari Hindustan yang dia kuasai digabung dengan kungfu Cina purba yang diatur dengan ilmu pernafasan Kamfahama Yoga Dahtayana.
Dia pun memberikan Buku Kekuatan Fisik kepada murid-muridnya, suatu buku petunjuk mengenai latihan fisik. Buku ini mengajarkan teknik pukulan yang dinamakan 18 Arhat, yang kemudian menjadi terkenal sebagai Shaolin Chuan.
Ketika para pendeta biara Siauw Liem mempergunakan teknik beladiri ini saat menolong masyarakat, orang-orang sangat kagum dengan kelihaian para pendeta dalam memainkan teknik beladiri baru ini. Maka orang-orang menyebutnya sebagai ilmu beladiri dari biara Siauw Liem, dalam bahasa mereka disebut Siauw Liem Sie Kungfu atau Shaolinshi Kungfu.
Kungfu Siauw Liem Pay diajarkan di biara-biara Siauw Liem (Shaolin), biara Buddha aliran Zen, atau disebut Zen Buddhisme. Biara dalam bahasa Tiongkok disebut Sie atau Shi, sehingga biara Siauw Liem (Shaolin) disebut Siauw Liem Sie (Shaolinshi).
Pendiri aliran kungfu Siauw Liem yang sangat legendaris ini adalah Boddhidharma atau Ponitorm, yang di Cina dikenal dengan nama Tatmo Chowsu dan di Jepang dikenal dengan nama Daruma atau Dharma Taishi. Ia adalah seorang pendeta Buddha terkenal yang juga merupakan putra Raja India Selatan. Boddhidharma yang berasal dari Baromon India ini meninggalkan kemewahan istana dan mengembara ke Cina sekitar tahun 540 Masehi untuk menyebarkan dan membetulkan agama Budha yang dianggapnya menyimpang selama ini di Kerajaan Liang dibawah Kaisar Wu.
Karena berbeda pandangan dengan Kaisar Wu mengenai agama Budha, ia diusir dan kemudian mengasingkan diri di sebuah kuil yang sudah rusak di pegunungan Sung di bagian selatan Loyang, ibukota Kerajaan Wei. Kuil ini sudah dibangun bertahun-tahun sebelumnya di sebuah lokasi kebakaran hutan. Saat dibangun, para pekerja kebun menanam beberapa pohon jenis baru. Karenanya kuil tersebut diberi nama Shaolin (bahasa Mandarin) atau Si Lim (bahasa Kanton) yang artinya hutan baru. Di situlah ia melanjutkan pengajarannya dalam agama Budha dan menjadi cikal bakal sekte Zen. Awalnya Boddhidharma ditolak oleh para pendeta di kuil itu. Ia lalu memutuskan untuk bermeditasi (zazen) di gua dekat biara. Setelah sekitar 9 tahun bersemedi, para pendeta kemudian menerimanya.
Boddhidharma melihat kondisi fisik dan kesehatan para pendeta pada waktu itu kurang baik. Karena kondisi seperti itu, para pendeta sampai tidak bisa melakukan meditasi. Boddhidharma pun melatih mereka supaya kondisi kesehatan kembali prima. Selain itu, bertambah banyaknya murid-murid di biara Siauw Liem membuat beberapa orang tidak senang sehingga muncul beberapa gangguan, termasuk gangguan dari para penyamun. Latihan olahraga sekaligus ilmu beladiri yang dia ajarkan disusun dari ilmu beladiri dari Hindustan yang dia kuasai digabung dengan kungfu Cina purba yang diatur dengan ilmu pernafasan Kamfahama Yoga Dahtayana.
Dia pun memberikan Buku Kekuatan Fisik kepada murid-muridnya, suatu buku petunjuk mengenai latihan fisik. Buku ini mengajarkan teknik pukulan yang dinamakan 18 Arhat, yang kemudian menjadi terkenal sebagai Shaolin Chuan.
Ketika para pendeta biara Siauw Liem mempergunakan teknik beladiri ini saat menolong masyarakat, orang-orang sangat kagum dengan kelihaian para pendeta dalam memainkan teknik beladiri baru ini. Maka orang-orang menyebutnya sebagai ilmu beladiri dari biara Siauw Liem, dalam bahasa mereka disebut Siauw Liem Sie Kungfu atau Shaolinshi Kungfu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar